Bismillah
Segala puji hanya milik Allah ta'ala Rabb semesta alam.
Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.
🌻 Hadirilah Kajian Rutin di Masjid Umar Bin Khattab - Kuala Tungkal 🌻
🏡 _Alamat_ : Jl. Sumatera Lrg. Sudi Mampir Kuala Tungkal - Jambi
*Terbuka Untuk Umum, Muslimin dan Muslimah*
📚 _Kitab_ : *" Arbain An Nawawiyah "*
_In syaa Allah_
👤 : 𝕻𝖊𝖒𝖆𝖙𝖊𝖗𝖎 :
*Ustadz Hasbi حفظه الله تعالى*
⏰ 𝖂𝖆𝖐𝖙𝖚 :
*Ahad, 05 Mei 2024*
*Pukul 10:00 s/d Selesai*
Hadist Arbain An Nawawiyah Ke- 15
Tentang akhlak yang mulia
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ.
رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Hadits Ke-15
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
[HR. Bukhari, no. 6018, 6019, 6136, 6475 dan Muslim, no. 47]
Rumaysho.com
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjelaskan tentang salah satu amalan yang dapat menambah keimanan seseorang dan amalan tersebjt berkaitan dengan akhlak yang mulia
Pembahasan dalam hadist ini
1. Berkata baik atau diam
2. Memuliakan tetangga
3. Memuliakan tamu
Salah satu tolak ukur keimanan seseorang semakin baik akhlaknya maka semakin baik imannya.
Hadist lainnya
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik
HR. Al-Bukhary dalam al-Adabul Mufrad (no. 273 (Shahih al-Adabul Mufrad no. 207)), Ahmad (II/381) dan al-Hakim (II/613), dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albany (Silsilah al-Ahaadits ash-Shahihah no. 45).
Referensi : alminhaj.or.id
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقاً وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ
“Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya di antara mereka, dan yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik kepada isteri-isterinya
HR. At-Tirmidzi (no. 1162), Ibnu Hibban (at-Ta’liqatul Hisan ‘ala Shahih Ibni Hibban no. 4164 dan Mawaariduzh Zham’aan no. 1311) dan Ahmad (II/250, 472). Lafazh awalnya diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 4682), al-Hakim (I/3), dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu. At-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan shahih."
Referensi : alminhaj.or.id
Akhlak yang paling baik adalah ahlak Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Terkait dengan hafist ke 15 ini (amalan iman) ulama berpendapat bahwa terbagi menjadi dua bagian
1. Amalan terkait Allah Ta’ala
2. Amalan sesama muslim
🌸Hak-hak Allah berkata baik atau diam, menyampaikan dalil sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah.
🌸Hak manusia yaitu memuliakan tamu dan tetangga
Pembahasan dalam hadist ini
1. Berkata baik atau diam
Yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka akan memudahkan hamba tersebut untuk beramal shalih.
Mereka tidak akan sembarangan berbuat maksiat atau mendzalimi orang lain.
2. Memuliakan tetangga
3. Memuliakan tamu
Untuk memuliakan tetangga dan tamu tentu akan membutuhkan pengorbanan.
----Berkata baik atau diam
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ
فَلْيَقُلْ
Lam di sini adalah bentuk perintah hendaklah dia berkata yang baik.
Perkataan ada 3:
1. Perkataan baik:
a. Baik dari sisi zatnya misalnya: ●membaca Al-Qur'an
b. Baik dari niatnya misalnya:
●Dari mubah menjadi baik misal memuji istri
●Dari dosa menjadi baik misal berdusta ketika peperangan
◇◇ jikapun suatu perkataan itu baik, maka Sampaikanlah yang terbaik
QS Al-Isra' : 53
وَقُل لِّعِبَادِى يَقُولُوا۟ ٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ ٱلشَّيْطَـٰنَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ ٱلشَّيْطَـٰنَ كَانَ لِلْإِنسَـٰنِ عَدُوًّۭا مُّبِينًۭا
Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.
◇◇Berkatalah di atas ilmu dan diamlah di atas ilmu
◇◇jika perkataan itu mubah maka niatkanlah untuk kebaikan
◇◇ Seorang muslim baiknya pandai-pandailah dalam menjaga hatinya agar bernilai pahala
◇◇ seorang muslim hendaklah dia tidak sembrang dalam mengucap atau berkata atau berbicara namun berikanlah manfaat
◇◇ jika seseorang tidak berhati-hati menjaga lisannya, maka akan membahayakan hatinya.
Mana yang lebih utama berkata yang baik atau diam
Berkata yang baik tentu lebih utama karena jika perkataan itu baik maka manfaatnya u tuk diri orang yang berbicara dan orang lain. Namun, jika dia diam manfaatnya hanya untuk dirinya sendiri
2. Perkataan mengandung dosa
3. Perkataan mubah/tidak mengandung dosa
----- Memuliakan tetangga
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ،
QS An-Nisa' : 36
۞ وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًۭٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَـٰنًۭا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَـٰمَىٰ وَٱلْمَسَـٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنۢبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَـٰنُكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًۭا فَخُورًا
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.
Berbuat baik/memuliakan dengan tetangga terbagi dua
1. Berbuat baik kepada tetangga
Syariat islam tidak membatasi tentang bagaimana berbuat baik kepada tetangga. Maka dikembalikan kepada kebiasaan setempat yang tidak menyelisihi agama.
Tetangga memiliki 3 tingkatan
Tingkatan yang pertama tetangga memiliki 3 hak
-hak sebagai seorang muslim
-hak sebagai tetangga
- hak sebagai kerabat
Tingkatan yang kedua tetangga memiliki 2 hak
-hak sebagai tetangga
-hak sebagai muslim
Tetangga yang ketiga tetangga memiliki yang memiliki 1 hak
-hak sebagai tetangga kita
Dalam suatu riwayat hadits ini tercantum dengan lafazh,
ياَ أَباَ ذَرٍّ إِذَا طَبِخْتَ مِرْقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَ الْمِرْقَةِ، وَتُعَاهِدُ جِيْرَانَكَ، أَوِ اقْسِمْ فِي جِيْرَانِكَ
“Wahai Abu Dzar, apabila engkau membuat suatu masakan, maka perbanyaklah kuahnya. Kemudian undanglah tetanggamu atau engkau dapat membaginya kepada mereka.” [Hadits nomor 114 pada kitab asli]. (Shahih) Lihat Zhilalul Jannah (1052), As Silsilah Ash Shahihah (1368): [Muslim: 45-Kitab Al Birr wash Shilah wal Adab, hal. 142-143. Muslim: 5-Kitab Al Masaajid, hal. 239]
Rumaysho.com
2. Tidak mengganggu tetangga
Berhati-hatilah jangan sampai menggagu tetangga kita. Baik dengan perkataan ataupun dengan perbuatan perbuatan kita.
Dosa besar seseorang yang menggagu tetangganya.
Dosa mengganggu tetangga lebih besar ketimbang menggagu yang bukan tetangganya.
3. Memuliakan tetangga
Kita diperintahkan untuk Memuliakan tamu. Hukum Memuliakan tamu luar kota adalah wajib.
Bertamu maksimal 3 hari
Hari pertama menu spesial, hari ke dua dan ketiga menu biasa.
Menjamu tamu tetangga atau yang satu kota adalah sunnha walau cuma air putih.

0 Comments